Skip to main content

TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

Apabila kita berbicara tentang kognitif maka kita akan merujuk pada berpikir dalam berbagai bentuk ranah berpikir. pemikiran ini bisa berbentuk sesederhana mengingat perkalian angka satu atau sekompleks memecahkan masalah rumit dalam Aljabar. Istilah ranah berpikir Kognitif adalah ranah pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual seseorang.


Ranah Kognitif adalah ranah pembelajaran inti yang di ajarkan disekolah dan setidaknya  sejumlah komponen Kognitif hadir dalam ranah pembelajaran lainnya. adapun ranah-ranah berpikir lain yang menunjang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat diabaikan itu adalah sebagai berikut:

  1. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang terkait  dengan
  • sikap
  • motivasi
  • kesediaan dalam berpartisipasi
  • menghargai apa yang sedang di ajari
  • menghayati nilai-nilai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
Motivasi belajar merupakan penunjang ranah Kognitif siswa

Setiap guru pasti mengingat pengalaman dengan murid nakal pertamanya. Mungkin peserta didik mengabaikan arahan anda atau menertawakan upaya anda untuk memanfaatkan langkah-langkah disiplin di kelas. Kita semua memiliki setidaknya satu kisah untuk dibagikan dan bagi beberapa pendidik mengajar anak yang bandel adalah tantangan sehari-hari. Sepertinya teknik pengajaran apa pun yang anda coba dari topik  pembelajaran anda, tidak ada yang mengubah perilaku mereka. Disinilah peran ranah afektif yang akan di bangun oleh pendidik kepada peserta didiknya. Membangun motivasi dan sikap belajar yang positif adalah tantangan tersendiri bagi seorang pendidik. Dalam hal ini pendidik dituntut lebih kreatif dalam membangun suasana belajar yang aktif bagi peserta didik. Oleh karena itu Ranah afektif penting dalam pembelajaran karena ranah afektif menunjang ranah kognitif peserta didik di sekolah maupun dalam lingkungan belajar formal dan  informal lainnya. Dalam ranah afektif berisi tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Tanpa motivasi belajar yang kuat, bisa jadi para pendidik di sekolah kewalahan dalam mentransfer ilmu yang di ajarkan.


      2. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik berfokus kepada menjalankan kegiatan motorik hingga satu tingkat secara efektif, effisien atau kekuatan tertentu.
kegiatan Ekstrakurikuler merupakan sarana pengembangan Ranah Psikomotorik peserta didik

di sekolah-sekolah pembelajaran psikomotorik lebih banyak di lakukan dalam praktikum labor, pelajaran kejuruan, aspek-aspek penggunaan teknologi dan seni pertunjukan. selain itu ranah psikomotorik penting sekali dalam pembelajaran PJOK (Olahraga) dan dalam kegitan Ekstrakurikuler peserta didik di sekolah.


3. Ranah Interpersonal

Ranah interpersonal lebih berfokus kepada keterampilan sosial dan kemampuan seseorang dalam berinteraksi secara efektif orang lain. Kemampuan ranah interpersenonal dapat di jabarkan dalam point-point berikut:
  • menanyakan dan menerima informasi
  • mengelaborasi ide-ide orang lain.
  • menimbang sudut pandang orang lain.
  • menyatakan ketidaksetujuan tanpa ngeyel.
Interpersonal antara pendidik dan peserta didik

setelah kita mengenali 3 ranah penunjang ranah Kognitif di atas maka dalam artikel ini kita lanjut ke Tingkat-tingkat tujuan Kognitif. menurut Benjamin Bloom tidak semua tujuan kognitif itu serupa atau sama. misalnya tingkat ranah Kognitif terkait mengetahui judul sebuah artikel berbeda dengan tingkat Kognitif menganalisi dan menentukan tema dari sebuah artikel. kemudian untuk membantu pendidik dalam memahami tingkatan kognitif tersebut kemudian Benjamin Bloom pada tahun 1956 memandu sekelompok psikolog pendidikan yang mengembangkan satu sistem untuk mengklasifikasikan tingkat-tingkat Kognitif peserta didik yang di kenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi tersebut mengklasifikasikan tingkat Kognitif peserta didik ke dalam enam tingkat di antaranya:
  1. Pengetahuan disebut juga dengan tingkatan C1  yang meliputi : mengetahui fakta dan definisi. contohnya Ibukota Negara Indonesia adalah Jakarta, Ibukota provinsi Jawa Barat adalah Bandung, 1+1 = 2, dll
  2. Pemahaman disebut juga dengan tingkatan C2  yang meliputi : Memahami makna dan penafsiran seperti mampu mengidentifikasi contoh-contoh hewan Karnifora dan Herbifora
  3. Penerapan disebut juga dengan tingkatan C3  yang meliputi : menerapkan pemahaman yang di dapatkan  dalam satu konteks ke konteks  khusus seperti memecahkan sebuah cerita unik dalam matematika
  4. Analisis disebut juga dengan tingkatan C4  yang meliputi : memisahkan ide-ide menjadi bagian-bagian komponen untuk memahami sruktur ide-ide tersebut, seperti mencari kesesatan logika dalam penalaran
  5. Sintesis disebut juga dengan tingkatan C5  yang meliputi: membangun struktur atau pola dari berbagai elemen, seperti membuat esai persuasif yang orisinal
  6. Evaluasi disebut juga dengan tingkatan C6  yang meliputi: menilai nilai dari ide-ide atau materi-materi, seperti memilih strategi paling efisien untuk memecahkan masalah
kemudian setelah membahas Taksonomi Bloom, maka dapat kita simpulkan bahwa tujuan pembelajaran semestinya menuntut Peserta didik untuk sesegera mungkin berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi daripada sekedar mengetahui saja.



Comments

Popular posts from this blog

MORALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Istilah moral berasal dari bahasa Latin,  mos (jamaknya  mores) , yang berarti adab atau cara hidup. Etika dan moral sama maknanya, tetapi dalam pemakaiannya sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. [1] Menurut Imamnuel kant moralitas (Moralitat/Sittlichkeit) adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni apa yang di pandang sebagai kewajiban. Moralitas akan tercapai apabila mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang menguntungkan atau lantaran takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan menyadari sendiri bahwa hukum itu merupakan kewajiban. Baca Juga:  ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Immanuel kant Tokoh Filsafat Etika dan Metafisia Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup penger

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Kemajuan dalam bidang berbagai ilmu membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Di samping manfaat positif, muncul pula penyalahgunaan kemajuan ilmu sehingga menimbulkan malapetaka. Perang Dunia I yang menghadirkan bom biologis dan perang Dunia II memunculkan bom atom yang merupakan dampak negatif penyalahgunaan ilmu dan teknologi. Battle of Berlin antara Bulan April-Mei 1945 Setelah ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan akan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan masyarakat yang akan membawanya pada persoalan etika keilmuan sehingga harus “dipupuk” dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab, akademis dan tanggung jawab moral. Dengan kemampuan pengetahuan, seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masala