Skip to main content

PEMBELAJARAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK

Dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik perlu di perhatikan prinsip kebulatan, dengan prinsip dimana evaluator melaksanakan evaluasi hasil belajar di tuntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognotif), maupun dalam segi penghayatan (aspek afektif), dan pengalaman (aspek psikomotor). 

Pada tahun 1940-an beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu benjamin S. Bloom,M.D. englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl dan didukung pula olehRalph E. Tylor mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy.

Prinsip-prinsip dasar dalam taksonomi adalah:

1. Prinsip metodologis

2. Prinsip psikologis

3. Prinsip logis

4. Prinsip tujuan[1]

Benjami S. Bloom dan kawan-kawannya berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada ketiga jenis domain( daerah binaan atau ranah) yaitu: Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik.  Berikut adalah pengertian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik  yang dibahas dalam taksonomi pembelajaran.

1. Ranah kognitif

Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ramah kognitif. 


Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi adalah: 
  1. Pengetahuan disebut juga dengan tingkatan C1  yang meliputi : mengetahui fakta dan definisi. contohnya Ibukota Negara Indonesia adalah Jakarta, Ibukota provinsi Jawa Barat adalah Bandung, 1+1 = 2, dll
  2. Pemahaman disebut juga dengan tingkatan C2  yang meliputi : Memahami makna dan penafsiran seperti mampu mengidentifikasi contoh-contoh hewan Karnifora dan Herbifora
  3. Penerapan disebut juga dengan tingkatan C3  yang meliputi : menerapkan pemahaman yang di dapatkan  dalam satu konteks ke konteks  khusus seperti memecahkan sebuah cerita unik dalam matematika
  4. Analisis disebut juga dengan tingkatan C4  yang meliputi : memisahkan ide-ide menjadi bagian-bagian komponen untuk memahami sruktur ide-ide tersebut, seperti mencari kesesatan logika dalam penalaran
  5. Sintesis disebut juga dengan tingkatan C5  yang meliputi: membangun struktur atau pola dari berbagai elemen, seperti membuat esai persuasif yang orisinal
  6. Evaluasi disebut juga dengan tingkatan C6  yang meliputi: menilai nilai dari ide-ide atau materi-materi, seperti memilih strategi paling efisien untuk memecahkan masalah
Menurut Abdul Majid ranah kognitif adalah pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonah rasulullah.[2] 

baca juga:TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognotif tingkat tinggi.

Menurut gulo, ranah afektif ditaksonomi lebih rinci kedalam lima jenjang, yaitu:

  • Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan )

Menerima atau meperhatikan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala.
sikap mau belajar rebana sebagai bagian dari aspek Afektif

  

  • Responding (menanggapi)

Mengandung arti adanya partisipasi aktif. Kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk megikutsertakan dirinya salah satu cara..

  • Valuing (menilai)

Artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

  • Organization(mengatur)

Merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain,pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

  • Charactericization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek  nilai).

Yaitu keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki seseorang , yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.[3]

Tujuan penilaian afektif adalah:

  • Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan progaram perbaikan bagi anak didiknya.
  • Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang di capai yang diperlukan sebagai bahan perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua..
  • Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
  • Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.[4]

3. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.hasil belajar psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif( memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif (yang baru tampak dalam bentuk kecendrunagan-kecendrungan untuk berprilaku).



Wujud nyata dari hasil belajar psikomotor adalah :

  • Peserta didik bertanya kepada guru pendidikan guru agama islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah di tunjukan oleh rasulullah saw.
  • Peserta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah, brosur-brosur, surat kabar mengenai hal yang dipertanyakan.
  • Peserta didik dapat menberikan penjelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, di rumah,atau kepada masyarakat lainnya, tentang pentingnya kedisiplinan di terapkan.
  •  Peserta didik menganjurkan dan memberikan contoh kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya , agar berlaku disiplin.[5] 



4. Kata kerja operasional pada ketiga ranah dalam pembelajaran

Kata-kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk menyususn sasaran belajar atau tujuan instruksional khusus (TIK)

a. Ranah kognitif

 

Katergori jenis prilaku

Kemampuan internal

Kata kerja operasional (kko)

1.      pengetahuan

Mengetahui....

Misalnya:

a.       istilah

b.      aturan

c.       urutan

d.      metode

 

Menjelaskan

Menguraikan

Menunjukan

Memberi nama pada.....

Menyusun daftar

Menggarisbawahi

Menjodohkan

Memilih

Memberiakan defenisi

2.      Pemahaman

Menerjemahkan

Menafsirkan

Memperkirakan

Menentukan, misalnya:

a.       Metode

b.      Prosedur

Memahami, misalnya:

a.       Konsep

b.      Kaidah

c.       Prinsip

d.      Kaitan antara

e.       Fakta-fakta

f.       Isi pokok

Mengartikan/ menginterprestasikan....

Misalnya:

a.       Tabel

b.      Grafik

c.       Bagan

Menjelaskan

Menguraikan

 Merumuskan

Merangkum

Mengubah

Memberikan contoh tentang....

Menyadur

Meramalkan

Menyimpulkan

Memperkirakan

Menerangkan

 

Menggantikan

Menarik kesimpulan

Meringkas

Mengembangkan

Membuktikan

3.      Penerapan

Memecahkan masalah

Membuat bagan dan grafik

Menggunakan...., misalnya:

a.       Metode

b.      Prosedur

c.       Konsep

d.      Kaidah

e.       Prinsip

Mendemonstrasikan

Menghitung

Menghubungkan

Memperhitungkan

Membuktikan

Menghasilkan

Menunjukan

Melengkapi

Menyediakan

Menyesuaikan

Menemukan

4.      Analisis

Mengenali kesalahan

Membedakan.....

misalnya:

Fakta dan interprestasi data dari kesimpulan.

Menganalisi........ mislanya:

a.       Struktur dasar

b.      Bagian-bagian

c.       Hubungan antara

Memisahkan

Menerima

Menyisihkan

Menghubungkan

Memilih

Membandingkan

Mempertentangkan

Membagi

Membuat diagra/skema

Menunjukan hubungan antara

5.      Sintesis

Menghasilkan..........

misalnya:

a.       Klasifikasi

b.      Karangan

c.       Kerangka teoritis.

Menyusun....

 misalnya:

a.       Rencana

b.      Skema

c.       Program kerja

Mengkategorikan

Mengkombinasikan

Mengarang

Menciptakan

Mendesain

Mengatur

Menyususn kembali

Merangkaikan

Menghubungkan

Menyimpulkan

Merancangkan

Membuat pola

6.      evaluasi

Menilai berdasarkan norma internal....

misalnya:

a.       hasil karya seni

b.      mutu karangan

c.       mutu pekerjaan

d.      mutu ceramah

e.       program penataran.

Menilai berdasarkan norma eksternal....

misalnya:

a.       hasil karya seni

b.      mutu karangan

c.       mutu pekerjaan

d.      mutu ceramah

e.       program penataran.

Mempertimbangkan...

miaslnya:

a.       baik-buruknya

b.      pro-kontranya

c.       untung-ruginya.

Memperbandingkan

Menyimpulkan

Mengkritik

Mengevaluasi

Membuktikan

Memberikan argumen

Menafsirkan

Membahas

Menaksir

Memilih antara

Menguraikan

Membedakan

Melukiskan

Mendukung

Menyokong

Menolak

 

 

a.       Ranah Kognitif

Kategori jenis prilaku

Kemampuan internal

Kata kerja operasional

1.      penerimaan

Menunjukan...

Misalnya:

a.       kesadaran

b.      kamauan

c.       perhatian

d.      kepedulian

Mengakui....

Misalnya:

a.       kepentingan

b.      perbedaan

 

Menanyakan

Memilih

Mengikuti

Menjawab

 

 

Melanjutkan

Memberi

Menyatakan

Menempatkan

 

2.      partisipasi

Mamatuhi...

Misalnya:

a.       peraturan

b.      tuntutan

c.       perintah

ikut serta secara aktif...

misalnya:

a.       di laboratorium

b.       dalam diskusi

c.       Dalam kelompok belajar

d.      Dalam kelompok tentir

Melaksanakan

Membantu

Menawarkan diri

Menyambut

Menolong

Mendatangi

Melaporkan

Menyumbangkan

Menyesuaikan diri

Berlatih

Menampilkan

Membawakan

Mendiskusikan

Menyelesaikan

Menyatakan persetujuan

Mempraktekan

 

 

3.      penilaian/ penentuan sikap

Menerima suatu nilai

Menyukai

Menyepakati

Mengahargai...

Misalnya:

a.       karya seni

b.      sumbangan ilmu

c.       pendapat

Bersikap(positif atau negatif)

mengakui

Menggabungkan diri

Mengundanh

Mengusulkan

Membela

Menuntun

Membenrakan

Menolak

Mengajak

 

4.      organisasi

 Membentuk sistem nilai

Menangkap relasi antara nilai

Bertanggungjawab

Mengintegrasikan nilai

Merumuskan

Berpegang pada

Menghubungkan

Mengaitkan

Menyusun

Mengubah

Melengkapi

Menyempurnakan

Menyesuaikan

Menyamakan

Mengatur

Memperbandingkan

Mempertahankan

Memodifiksikan

5.      pembentukan pola hidup

Menunjukan....

Misalnya:

a.       kepercayaan diri

b.      disiplin diri

c.       kasadaran

Mempertimbangkan

Melibatkan diri

Bentindak

Menyatakan

Memperhatikan

Mempraktekan

Melayani

Mengundurkan diri

Membuktikan

Menunjukan

Bertahan

Mempertmbangkan

Mempersoalkan

 

d.      Ranah Psikomotor

Kategori jenis prilaku

Kemampuan internal

Kata kerja operasional

1.      persepsi

Menafsirkan rangsanagan

Peka terhadap rangsangan

Mendeskriminasikan

 

Memilih

Membedakan

Mempersiapkan

Menyisihkan

Menunujukan

Mengidentifikasikan

Menghubungkan

2.      Kesiapan

Berkonsentrasi

Menyiapkan diri(fisik dan mental)

 

Memulai

Mengawali

Bereaksi

Mempersiapkan

Memprakarsai

Menanggapi

Mempertunjukan

3.      Gerakan terbimbing

Meniru contoh

Mempraktekan

Memainkan

Mengikuti

Mengerjakan

Membuat

Mencoba

Memperlihatkan

Memasang

Membongkar

4.      Gerakan terbiasa

Berketerampilan

Berpegang pada pola

Mengoperasikan

Membangun

Memasang

Membongkar

Memperbaiki

Melaksanakan

Mengerjakan

Menyusun

Menggunakan

Mengatur

Mendemonstrasikan

Meminkan

Menangani

5.      Gerakan kompleks

Berketerampilan secara....

Mislanya:

a.       Lancar

b.      Luwes

c.       Supel

d.      Gesit

e.       lincah

Ada kategori jenis prilaku no. 4

6.      Penyesuaian pola gerakan

 Menyesuaikan diri

Bervariasi

Mengubah

Mengadaptasi

Mengatur kembali

Membuat variasi

7.      kreativitas

Menciptakan yang baru

Berinisiatif

 

Merancang

Menyusun

Menciptakan

Mendesain

Merancang bangunan

Mereka-reka

Merekayasa

Mengkombinasikan

Mengatur

Merencanakan.[5]

 




[1] Sudijono,Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hal.113


[2] Abdul majid, perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru,(bandung :PT. Remaja Rosdakarya ), hal.72


[3] Gulo, Strategi Belajar-Mengajar, (jakarta: grasindo), hal.155-156


[4] Suharsimi arikunto,dasar-dasar evaluasi pendidikan, hal.180-181


[5] Mudjijo,Tes Hasil Belajar, (padang: bumi aksara), hal. 101-107

Comments

Popular posts from this blog

MORALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Istilah moral berasal dari bahasa Latin,  mos (jamaknya  mores) , yang berarti adab atau cara hidup. Etika dan moral sama maknanya, tetapi dalam pemakaiannya sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. [1] Menurut Imamnuel kant moralitas (Moralitat/Sittlichkeit) adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni apa yang di pandang sebagai kewajiban. Moralitas akan tercapai apabila mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang menguntungkan atau lantaran takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan menyadari sendiri bahwa hukum itu merupakan kewajiban. Baca Juga:  ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Immanuel kant Tokoh Filsafat Etika dan Metafisia Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup penger

TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

Apabila kita berbicara tentang kognitif maka kita akan merujuk pada berpikir dalam berbagai bentuk ranah berpikir. pemikiran ini bisa berbentuk sesederhana mengingat perkalian angka satu atau sekompleks memecahkan masalah rumit dalam Aljabar. Istilah ranah berpikir Kognitif adalah ranah pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual seseorang. BACA JUGA  INDIKATOR BERPIKIR KRITIS Ranah Kognitif adalah ranah pembelajaran inti yang di ajarkan disekolah dan setidaknya  sejumlah komponen Kognitif hadir dalam ranah pembelajaran lainnya. adapun ranah-ranah berpikir lain yang menunjang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat diabaikan itu adalah sebagai berikut: Ranah Afektif Ranah afektif merupakan ranah yang terkait  dengan sikap motivasi kesediaan dalam berpartisipasi menghargai apa yang sedang di ajari menghayati nilai-nilai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Motivasi belajar merupakan penunjang ranah Kognitif siswa Setiap guru pasti

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Kemajuan dalam bidang berbagai ilmu membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Di samping manfaat positif, muncul pula penyalahgunaan kemajuan ilmu sehingga menimbulkan malapetaka. Perang Dunia I yang menghadirkan bom biologis dan perang Dunia II memunculkan bom atom yang merupakan dampak negatif penyalahgunaan ilmu dan teknologi. Battle of Berlin antara Bulan April-Mei 1945 Setelah ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan akan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan masyarakat yang akan membawanya pada persoalan etika keilmuan sehingga harus “dipupuk” dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab, akademis dan tanggung jawab moral. Dengan kemampuan pengetahuan, seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masala