Sebelum kita membahas tentang defenisi pendidikan Abad 21, alangkah lebih baiknya kita membahas dulu apa itu pendidikan.
Apa itu Pendidikan?
Pendidikan berasal
dari kita didik yang secara harfiah berarti ajaran atau tuntunan. sebelum kita
lanjut lebih jauh membahas tentang pendidikan sekarang mari kita cari definisi
pendidikan dari bahasa yunani sebagai pusat peradaban filsafat
Kuno. Pendidikan dalam bahasa Yunani adalah "pedagogi" dengan
asal kata dari kata paid yang artinya anak dan agogos yang artinya menuntun.
Kemudian jika kita artikan pedagogi artinya pengetahuan dalam menuntun
anak.
Kemudian dalam bahasa latin pendidikan
berasal dari kata E yang artinya keluar dan Ducare yang artinya menuntun dan
mengarahkan. Jadi pendidikan dalam bahasa Latin artinya kegiatan untuk menuntun
keluar seorang anak.
Selanjutnya Pendidikan menurut UU No 20
Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suanan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spriritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan
tersebut adalah kegiatan pembelajaran dalam transfer ilmu pengetahuan, nilai
dan akhlak antara pendidik dengan peserta didik
BAGAIMANA PARADIGMA PENDIDIKAN ABAD 21?
Paradigma pendidikan yang cocok bagi
tantangan zaman sekarang ini yaitu seperti yang pernah dibahas oleh UNESCO
dalam World Education Forum dalam mempersiapkan pendidikan manusia
abad ke-21. dalam forum pendidikan dunia tersebut UNESCO menyatakan bahwa
Pendidikan hendaknya mengubah paradigma teaching (mengajar)
menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini proses pendidikan
menjadi “proses bagaimana belajar bersama antara guru dan peserta didik”. Guru
dalam konteks ini juga termasuk dalam proses belajar. Sehingga lingkungan
sekolah, meminjam istilahnya Ivan Illich, menjadi learning society (masyarakat
belajar). Dalam paradigma ini,peserta didik tidak lagi disebut pupil (siswa),
tapi learner (yang belajar).
Paradigma pendidikan versi UNESCO ini
sangat jelas berdasarkan pada paradigma learning, tidak lagi pada teaching.
Berikut ini paradigma pendidikan yang di tawarkan oleh UNESCO
- learning to think (belajar berpikir).
Learning to think atau belajar
berarti pendidikan berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional
sehingga learner berani menyatakan pendapat dan bersikap kritis serta
memiliki semangat membaca yang tinggi. Dengan demikian kegiatan belajar yang
bersifat menghafal akan mempunyai porsi yang sedikit di bandingkan dengan
kemampuan belajar berbasis pemecahan masalah.
- learning to do (belajar berbuat atau hidup).
Pada abad ke-21 menuntut manusia-manusia
yang bukan hanya berpikir tetapi manusia yang berbuat. Manusia yang berbuat
adalah manusia yang ingin memperbaiki kualitas kehidupannya. Dengan berbuat dia
dapat menciptakan produk-produk baru dan meningkatkan mutu produk-produk
tersebut. Dengan kata lain pendidikan diarahkan pada how to solve the
problem.
- learning to live together (belajar hidup bersama).
Disini pendidikan diarahkan pada
pembentukan seorang peserta didik yang berkesadaran bahwa kita ini hidup dalam
sebuah dunia yang global bersama banyak manusia dari berbagai bahasa dengan
latar belakang etnik, agama dan budaya. Di sinilah pendidikan akan nilai-nilai
perdamaian, penghormatan HAM, pelestarian lingkungan hidup, toleransi, menjadi
aspek utama yang mesti menginternal dalam kesadaran learner.
- learning to be (belajar menjadi diri sendiri).
Pendidikan ini menjadi sangat penting
mengingat masyarakat moderns saat ini tengah dilanda suatu krisis kepribadian.
Orang sekarang biasanya lebih melihat diri sebagai what you have, what you
wear, what you eat, what you drive,, dan lain-lain. Karena itu pendidikan
hendaknya diorientasikan pada bagaimana seorang peserta didik di masa depannya
bisa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang mandiri, memiliki harga diri dan
tidak sekadar memiliki having (materi-materi dan jabatan-jabatan politis).
Paradigma pendidikan di atas
bila disimpulkan akan diperoleh kata kunci berupa “learning how to learn”
(belajar bagaimana belajar). Sehingga pendidikan tidak hanya berorientasi pada
nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga
berorientasi pada bagaimana seorang peserta didik bisa belajar dari lingkungan,
dari pengalaman dan kehebatan orang lain, dari kekayaan dan luasnya hamparan
alam, sehingga mereka bisa mengembangkan sikap kreatif dan daya berpikir
imaginatif.
Hal ini sesuai dengan pengertian
pendidikan Pendidikan menurut UU No 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kemampuan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
baca juga : indeks pendidikan indonesia menurut lembaga survey PISA
Tujuan Pembelajaran Kognitif
baca juga : indeks pendidikan indonesia menurut lembaga survey PISA
Tujuan Pembelajaran Kognitif
Comments
Post a Comment