Skip to main content

PENGEMBANGAN DAN ISI KURIKULUM

 

A.      Pengertian Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum terdiri dari 2 kata yaitu pengembangan dan kurikulum. Pengembangan menurut KBBI adalah proses, cara,  perbuatan mengembangkan. Istilah pengembangan menunjukkan pada  suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat atau cara yang baru,  dimana dalam kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan  terhadap cara atau alat tersebut terus dilakukan. Setelah  penyempurnaan alat dipandang cukup mantap untuk digunakan  seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.  

Sedangkan kurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan currere yang berarti tempat berpacu.  Dengan demikian istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga Yunani kuno yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish

Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai

Pengembangan kurikulum, sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang terus berkelanjutan dan proses siklus (pada perubahan-perubahan tujuan, isi, kegiatan dan evaluasi) yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat. Pada dasarnya, pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ketujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Dengan kata lain pengembang kurikulum merupakan perubahan dari satu kurikulum ke kurikulum lain. Misalnya dari kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013. kemudian Kurikulum 2013 ini di kembangkan lagi menjadi beberapa revisi di antaranya :

  1. Kurikulum 2013 revisi 2016
  2. Kurikulum 2013 revisi 2017
  3. Kurikulum 2013 revisi 2018
  4. Kurikulum 2013 revisi 2019
  5. Kurikulum 2013 revisi 2020

B.      Isi Pengembangan Kurikulum

Ada dua hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum. Pertama, isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau mater ibelajar dan mengajar. Bahan itu tidak hanya berisikan informasi factual, tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep konsep, sikap dan nilai.  Beberapa ahli yakin bahwa beberapa isi memiliki nilai-nilai instrinsik yang dapat dipelajari demi kepentingannya sendiri. Kedua, dalam proses belajar mengajar, dua elemen kurikulum yaitu isi dan metode berinteraksi secara konstan.



Isi menjadi signifikan jika ditransmisikan kepada peserta didik dalam beberapa hal dan cara, dan itulah yang disebut metode atau pengalaman belajar mengajar. Hubungan antar isi dan metode sangtatl ah dekat, tetapi keduanya dipisahkan menjadi 5 elemen-elemen kurikulum, masing-masing dapat nilai dengan kriteria yang berbeda. Kita harus memilih satu criteria yang berbeda. Meski akan lebih memuaskan jika dipilih semua, namun itu bukan pola pembelajaran yang efektif. Hal sama juga berlaku bagi pemilih metode yang efektif namun tidak bias menggunakan isi dengan signifikan tidak bias menghasilkan manfaat dalam proses belajar.Baik isi maupun metode harus signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bias diraih dengan baik.

Comments

  1. Terimakasih sudah postingannya gan... Sangat bermanfaat....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MORALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Istilah moral berasal dari bahasa Latin,  mos (jamaknya  mores) , yang berarti adab atau cara hidup. Etika dan moral sama maknanya, tetapi dalam pemakaiannya sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. [1] Menurut Imamnuel kant moralitas (Moralitat/Sittlichkeit) adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni apa yang di pandang sebagai kewajiban. Moralitas akan tercapai apabila mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang menguntungkan atau lantaran takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan menyadari sendiri bahwa hukum itu merupakan kewajiban. Baca Juga:  ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Immanuel kant Tokoh Filsafat Etika dan Metafisia Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup penger

TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

Apabila kita berbicara tentang kognitif maka kita akan merujuk pada berpikir dalam berbagai bentuk ranah berpikir. pemikiran ini bisa berbentuk sesederhana mengingat perkalian angka satu atau sekompleks memecahkan masalah rumit dalam Aljabar. Istilah ranah berpikir Kognitif adalah ranah pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual seseorang. BACA JUGA  INDIKATOR BERPIKIR KRITIS Ranah Kognitif adalah ranah pembelajaran inti yang di ajarkan disekolah dan setidaknya  sejumlah komponen Kognitif hadir dalam ranah pembelajaran lainnya. adapun ranah-ranah berpikir lain yang menunjang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat diabaikan itu adalah sebagai berikut: Ranah Afektif Ranah afektif merupakan ranah yang terkait  dengan sikap motivasi kesediaan dalam berpartisipasi menghargai apa yang sedang di ajari menghayati nilai-nilai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Motivasi belajar merupakan penunjang ranah Kognitif siswa Setiap guru pasti

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Kemajuan dalam bidang berbagai ilmu membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Di samping manfaat positif, muncul pula penyalahgunaan kemajuan ilmu sehingga menimbulkan malapetaka. Perang Dunia I yang menghadirkan bom biologis dan perang Dunia II memunculkan bom atom yang merupakan dampak negatif penyalahgunaan ilmu dan teknologi. Battle of Berlin antara Bulan April-Mei 1945 Setelah ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan akan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan masyarakat yang akan membawanya pada persoalan etika keilmuan sehingga harus “dipupuk” dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab, akademis dan tanggung jawab moral. Dengan kemampuan pengetahuan, seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masala