Skip to main content

8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Dalam pembelajaran, kegiatan membuka dan menutup mempunyai kedudukan penting. Kegiatan membuka penting sebab pada sesi ini sangat menentukan apakah kita mampu menarik perhatian peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran atau tidak. Ketidakmampuan kita menarik perhatian peserta didik akan berdampak pada pencapaian indikator pembelajaran. Sementara itu, kegiatan menutup penting karena melalui kegiatan ini akan dapat dilihat apakah proses perkuliahan berhasil atau tidak dalam mencapai indikator pembelajaran. Sebab, pada kegiatan ini seorang tenaga pendidik perlu melihat ketercapaian indikator setiap pembelajaran yang disampaikan pada awal perkuliahan.


      Keterampilan dasar mengajar membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian, usaha tersebut akan memberikan efek yang positif bagi kegiatan pembelajaran. Diharapkan kegiatan ini mampu menciptakan suasana mental peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan pada awal pembelajaran. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan dipelajarinya.

A.    Pengertian keterampilan dasar mengajar

Keterampilan dasar mengajar adalah kecakapan atau kemampuan pengajar dalam menjelaskan konsep terkait dengan materi pembelajaran. Dengan demikian seorang pengajar harus mempunyai persiapan mengajar, antara lain harus menguasai bahan pembelajaran mampu memilih strategi, metode dan media, penguasaan kelas yang baik, serta menentukan system penilaian yang tepat. Keterampilan dasar mengajar sangat penting dimiliki oleh seorang pengajar sebab pengajar memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.Oleh karena itu pengajar harus memiliki keterampilan dasar menagajar. Keterampilan dasar mengajar (basic teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh pengajar (guru, dosen, instrukiur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikian keterampilan dasar mengaiar berkenaan dengan sejumlah keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh seorang pengajar dalam melaksanakan tugas membelajarkan


Keterampilan dasar mengajar (KDM) merupakan keterampilan yamg kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Diantara keterampilan yang sangat banyak tersebut, terdapat 8 KDM yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

 

    B.     Macam keterampilan dasar mengajar

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampillan yang kompleks, menurut Turnney (1973) terdapat 8 keterampilan mengajar yang di anggap sangat berperan dalam keberhasilan belajar dan mengajar. Kemampuan tersebut adalah sebagai Berikut 

  1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
  2. Keterampilan menjelaskan
  3. Keterampilan mengadakan Variasi
  4.  Keterampilan bertanya
  5. Keterampilan memberikan penguatan
  6. Keterampilan mengelola kelas
  7. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
  8.  Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Semua keterampilan mengajar di atas di uraikan sebagai berikut:

  1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Menurut Shoffa Sofian (2016:32) Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi siswa agar mental yang akan di pelajarinya  sehingga

Kemudian sejalan dengan Shoffa Sofian di atas Brown Juga berpendapat bahwa Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke dalam keadaan penuh perhatian dan belajar, (Brown,1991:98).

a.       Tujuan

1)      Membuka Pembelajaran bertujuan untuk:  

a)       Memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi peserta didik terhadap tugas-tugas yang harus dilakukan

b)      Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batas-batas tugas yang akan dikerjakan peserta didik

c)       Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan-pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

d)       Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan lingkungan yang akan dipelajari.

2)       Menutup Pembelajaran bertujuan untuk:

a)       Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian kompetensi.

b)      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

c)        Membuat rantai kompetensi antara kompetensi yang sekarang sedang dipelajari dan kompetensiserta materi pada kegiatan yang akan datang. d) Menjelaskan hubungan antara pengalaman belajar yang telah dialami dengan pengalaman baru yang akan dialami/dipetajari pada kegiatan yang akan datang

      2. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang sangat dibutuh oleh seorang guru agar apa yang beliau sampaikan dapat member kejelasan kepada peserta didik yang di ajarnya.  Keterampilan ini sangat dibutuhkan karena  guru sangat mendominasi dalam kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik.

a.       Tujuan memberikan penjelasan

1)      Membimbing siswa untuk mendapatkan dan mehami Fakta, Konsep, teori dan prinsi secara objektif dan bernalar

2)      Melibatkan siswa mengenai tingkat emahamannya dan mengatasi kesalahpahaman mereka

3)      Untuk mendapat umpan balik dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalah pahaman antar peserta didik.

4)      Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

        3. Keterampilan mengadakan  Variasi 

      Menuru Shoffan Sofian, Keterampilan mengadakan Variasi adalah keterampilan guru dalam Konteks dalam menjaga iklim pembelajaran tetap menarik perhatian , tidak membosankan , Sehingga menunjukkan ketekunan, Antusiasme, penuh Gairah serta aktif dalam proses pembelajaran, Shoffan Sofian(2016: 40).

Pada dasarnya semua  guru  tidak menghendaki adanyapeserta didik mengalami kebosanan dalam melakukan segala kegiatan pembelajaran. Sehingga seorang guru  akan selalu berusaha untuk menjaga suasana belajar yang kondusif dan aktif.  Sehingga para pendidik dituntut untuk mengembangkan variasi dalam mengajarnya. Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa

a.       Tujuan dan Manfaat

1)      untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada Aspek-Aspek pembelajaran yang relevan.

2)      Meningkatkan dan  memotivasi  rasa ingin tahu melalui investigasi dan eksplorasi

3)      Untuk memupuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik

4)      Mendorong aktifitas belajar dengan cara melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan/pengalaman belajar yang menarik

5)      Kemungkinan melayani siswa secara individual sehingga member kemudahan belajar

 4.  Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya ini sangat diperlukan dan harus di kuasai oleh seorang pendidik. Karena hamper semua kegiatan belajar pendidik mengajukan pertanyaan dan Kualiatas pertanyaan menentukan kualitas jawaban pertanyaan dari peserta didik, Shoffan Sofia (2016:47)

Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif terhadap siswa, di antaranya:

1)      Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.

2)      Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya.

3)      Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.

4)      Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

5)      Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom:

6)      pertanyaan pengetahuan atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan.

7)      Pertanyaan pemahaman yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahamn dengan kata-kata sendiri.

8)      Pertanyaan penerapan yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya

9)      Pertanyaan sintesis yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memcahkan masalah, mencari komunikasi.

10)  Pertanyaan evaluasi yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan. 


5. Keterampilan memberi penguatan

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Menurut I.G.A.K Wardani dalam teori belajar, motivasi, dan keterampilan mengajar (1994:83). Seorang guru perlu menguasai keterampilan pemberian penguatan, karena “penguatan” merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Dengan demikian, fungsi keterampilan penguatan adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.

Ada dua jenis penguatan yang biasa diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal dan nonverbal.

1)      Penguatan Verbal

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian atau penghargaan atau kata-kata koreksi. Misalnya, ketika diajukan sebuah pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat , maka guru memuji siswa dengan mengatakan : “Bagus!”, “Tepat sekali”, dan lain sebagainya.

2)      Penguatan Nonverbal

Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang bagus.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.

a.       Kehangatan dan Keantusiasan

Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Hindari kepura-puraan atau tindakan penguatan yang mengada-ada.

b.      Kebermaknaan

Yakinkan pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang wajar, sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang berlebihan, sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa. Siswa hanya akan merasa direndahkan.

c.       Gunakan penguatan yang bervariasi

Penguatan yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan sehingga tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi.

d.      Berikan penguatan dengan segera

Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu. Penguatan yang ditunda pemeberiannya tidak akan efektif lagi dan kurang bermakna.


6. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dengan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Adapun komponen dari keterampilan mengelola kelas ini adalah

1.      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:

a)      Menunjukkan sikap tanggap

Ketanggapan diarahkan agar kehadiran guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh siswa. Kesan ketanggapan dapat ditunjukkan dengan cara sebagai berikut.

Ø  Memberikan komentar baik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian siswa sangat diperlukan untuk membangun suasana yang optimal.

Ø  Menaga kontak mata, artinya setiap saat guru perlu memperhatikan siswa melalui pandangan secara terus-menerus.melalui pandangan itulah siswa akan merasa diperhatikan.

Ø  Gerak mendekat, artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap aktivitas siwa, sehingga aj\akan membangun suasana akrab dan bersahabat antara guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendeka juga bisa dilakukan untuk mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang berperilaku menganggu.

b)      Memusatkan perhatian

Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan:

Ø  Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap kelompok maupun terhadap individu siswa.

Ø  Membrikan komentar secara verbal melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran yang sedang dibahas

c)      Memberikan peunjuk dan tujuan yang jelas

Siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakalamamahami tujuan yang harus dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentrasi disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.

d)     Memberi teguran dan penguatan

Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Teguran verbal yang efektif adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Ø  Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.

Ø  Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.

Ø  Menghindari ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.

Ø  Dalam memberi penguatan, guru dapat menggunakan dua cara berikut.

Ø  Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu, yaitu dengan jalan “menangkap” siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya.

Ø  Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.

2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.

Pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah:

1.      Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

2.      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara:

a)      Memperlancar tugas-tugas untuk mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.

b)      Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.

3.      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah lku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh, yaitu sebagai berikut:

  1. Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)

Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlaangsung dengan komentar , pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya ingin memuaskan kehendak sendiri.

  1. Kelenyapan (fade away)

Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.

  1. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and starts)

Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya, menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan siswa.

  1. Penyimpangan (digression)

Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

  1. Bertele-tele (overdwelling)

Kesalahan ini terjadi bila pebicaraan guru bersifat mengulang hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.

7.  Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yakni berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil dan seorang guru unuk perseorangan. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara berkelompok.

Peran guru dalam pengajaran ini adalah sebagai:

1.      Organisator kegiatan belajar mengajar

2.      Sumber informasi  (nara sumber) bagi siswa

3.      Motivator bagi siswa untuk belajar

4.      Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa

5.      Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor)

6.      Peserta kegiatan belajar

Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, serta dapat memnuhi kebutuhan siswa secara optimal

Kombinasi pengajaran klasikal, kelompok kecil, dan perseorangan memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap calon guru dan guru profesional.

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekolompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau onformasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

 

Komponen keterampilan membimbing diskusi yaitu:

1.      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi

Caranya adalah sebagai berikut:

a)      Rumuskan tujuan dan topic yang akan dibahas pada awal diskusi.

b)      Kemukakan masalah-masalah khusus.

c)      Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan.

 Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.

2.      Memperluas masalah atau urunan pendapat

Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman hingga keadaan menjadi tegang. Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelasnya, yakni dengan cara:

a)      Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas.

b)      Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut.

c)      Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.


Sumber:  Shoffa shoffan, 2016. Keterampilan dasar mengajar ,  Surabaya :mavendra pers

            I.G.A.K Wardani 1994. Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan mengajar, Jakarta: Depdibud Dirjen Dikti


 


Comments

Popular posts from this blog

MORALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Istilah moral berasal dari bahasa Latin,  mos (jamaknya  mores) , yang berarti adab atau cara hidup. Etika dan moral sama maknanya, tetapi dalam pemakaiannya sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. [1] Menurut Imamnuel kant moralitas (Moralitat/Sittlichkeit) adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni apa yang di pandang sebagai kewajiban. Moralitas akan tercapai apabila mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang menguntungkan atau lantaran takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan menyadari sendiri bahwa hukum itu merupakan kewajiban. Baca Juga:  ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Immanuel kant Tokoh Filsafat Etika dan Metafisia Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup penger

TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF

Apabila kita berbicara tentang kognitif maka kita akan merujuk pada berpikir dalam berbagai bentuk ranah berpikir. pemikiran ini bisa berbentuk sesederhana mengingat perkalian angka satu atau sekompleks memecahkan masalah rumit dalam Aljabar. Istilah ranah berpikir Kognitif adalah ranah pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual seseorang. BACA JUGA  INDIKATOR BERPIKIR KRITIS Ranah Kognitif adalah ranah pembelajaran inti yang di ajarkan disekolah dan setidaknya  sejumlah komponen Kognitif hadir dalam ranah pembelajaran lainnya. adapun ranah-ranah berpikir lain yang menunjang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat diabaikan itu adalah sebagai berikut: Ranah Afektif Ranah afektif merupakan ranah yang terkait  dengan sikap motivasi kesediaan dalam berpartisipasi menghargai apa yang sedang di ajari menghayati nilai-nilai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Motivasi belajar merupakan penunjang ranah Kognitif siswa Setiap guru pasti

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN

Kemajuan dalam bidang berbagai ilmu membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Di samping manfaat positif, muncul pula penyalahgunaan kemajuan ilmu sehingga menimbulkan malapetaka. Perang Dunia I yang menghadirkan bom biologis dan perang Dunia II memunculkan bom atom yang merupakan dampak negatif penyalahgunaan ilmu dan teknologi. Battle of Berlin antara Bulan April-Mei 1945 Setelah ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan akan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan masyarakat yang akan membawanya pada persoalan etika keilmuan sehingga harus “dipupuk” dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab, akademis dan tanggung jawab moral. Dengan kemampuan pengetahuan, seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masala